Julukan sang pemimpi itulah yang patut
dikatakan pada seorang pemuda Indonesia, karena dalam hidupnya ia memiliki
mimpi yang sangat tinggi dan bertujuan untuk menjadikan orang menjadi berguna
bagi nusa dan bangsa. Dalam hidupnya juga, ia berusaha dengan susah payah agar
impian yang ia impi-impikan dapat terwujud. Ia hanyalah orang yang sederhana,
namun dibalik kesederhanaannya itu ia adalah orang yang ramah, sopan, bekerja
keras dan suka menolong. Karna itulah ia digemari oleh kerabat-kerabatnya. Ia
masih duduk dibangku SMAN kelas 12 di kotanya itu.
Disaat matahari mulai terbit waktunya
ia untuk bergegas berangkat ke sekolah yang jauh dari rumahnya itu, dengan
membawa bekal yang telah disiapkan oleh ibunya. Setelah berpamitan kepada kedua
orang tua, ia mulai berjalan dan dalam perjalanannya ia berdo’a agar mendapat
ilmu yang bermanfaat. Untuk dapat menggapai mimpinya menjadi seorang yang
berjasa. Saat sedang berjalan ia melihat seorang anak yang berkerja keras
dipinggir jalan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Melihat keadaan anak
tersebut ia jadi merasa iba, ia memberikan bekal yang dibawakan oleh ibunya
tadi. Begitu baiknya pemuda itu, tidaklah ia membeda-bedakan orang yang akan ia
tolong. Ia adalah orang yang tidak pernah membiarkan kesempatan untuk berbuat
baik, bagi dirinya tiada hari tanpa menolong orang lain. Telah jauh ia berjalan
tidak terasa sampailah ia di sekolahnya itu, dengan giat ia belajar dan
berusaha demi tercapainya impiannya. Tak terasa pula Ujian Nasional akan segera
diadakan ia akan menyiapkan diri agar sukses dalam ujian tersebut.
Tibalah waktu pulang sekolah, sambil
berjalan ia bergurau dengan teman-teman sekolahnya yang semakin lama meninggalkan
ia karena jalan pulang rumah mereka berbeda arah. Hingga akhirnya ia berjalan
sendiri dan dilihatnya seorang anak yang terlihat murung sendirian duduk di
halte, untuk bosa-basi ia menanyakan mengenai sesuatu hal sehingga mereka
terlihat akrab. Setelah beberapa menit berbincang-bincang anak yang tadinya
murung sekarang menjadi tersenyum bahagia, lalu pemuda itupun pergi untuk
segera pulang kerumah. Sesampanya di rumah tidaklah ia barsantai-santai, namun
ia segera membantu ayahnya bekerja di kebun. Itulah kegiatan yang tiap hari
dikerjakannya dirumah.
Waktu Ujian Nasional pun tiba, setelah
menyiapkan diri dengan belajar, sekarang
waktunya pemuda itu untuk berusaha menjawab soal-soal ujian yang
diadakan selama 4 hari berturut-turut. Setelah 4 hari diadakan, ujian pun
selesai maka akan adanya kelulusan. Kelulusan itulah yang ditunggu-tunggu oleh
pemuda tersebut, setelah mendapat informasi dari kepala sekolahnya bahwa
dirinya telah dinyatakan lulus ia sangat senang karena usaha selama 3 tahun ini
tidak sia-sia. Mulailah ia bermimpi yang lebih tinggi lagi, tidaklah ia mencari
ilmu cukup sampai di SMA saja. Ia sangat ingin melanjutkan pendidikannya sampai
ke perguruan tinggi, sehingga orang tuanya pun rela berkorban dan berusaha demi
anaknya untuk mengejar impiannya yang sangat mulia itu. Dipilihnyalah
Universitas terbaik dikotanya, betapa senangnya pemuda itu dapat masuk ke
Universitas tersebut.
Sambil menjadi seorang mahasiswa, ia
pun belajar menjadi seorang guru dengan pergi ke plosok-plosok negeri
Indonesia, karena ia memiliki pemikiran bahwa di daerah tersebut pastilah
kurangnya pendidikan. Begitu prihatin dengan keadaan pendidikan di tempat
tersebut ia pun mengajari anak-anak yang ada di daerah tersebut untuk belajar
membaca, menulis dan pada suatu saat, ketika anak-anak tersebut telah pandai
membaca dan menulis dibagikannyalah buku-buku cerita tentang kepedulian sesama
dan tentang pendidikan umum.
Dengan ia melatih dirinya menjadi
seorang guru yang pergi ke plosok-plosok negeri, mimpinya menjadi seorang yang
berjasa semakin tinggi. Setelah beberapa tahun ia kuliah di Universitas terbaik
di kotanya itu, ia pun lulus dengan memegang nilai terbaik dikampusnya itu.
Mulailah mimpinya itu semakin tinggi, dan ia mencoba menjadi guru yang
berpindah-pindah antar plosok negeri Indonesia dan menjadi guru untuk anak-anak
jalanan, sehingga ia pun dapat diterima oleh masyarakat setempat dan telah
terkenal jasanya selama ini. Karna jasanya itulah ia didorong oleh masyarakat
setempat dan juga memiliki kemauan untuk membangun sebuah tempat pendidikan untuk
anak-anak jalanan atau anak-anak kurang mampu. Dengan memberi nama sekolah
tersebut adalah sekolah “Sang Pemimpi”, dan sekolah itu adalah hasil kerja
kerasnya selama ini. Ia dapat membahagiakan, membanggakan, membuat orang
menjadi pandai dan mengerti apa arti kepedulian terhadap sesama.
No comments:
Post a Comment